UKURAN BERSYUKUR
Oleh :
SUSANTO
Bersyukur adalah hal yang sangat mudah kita
ucapkan, namun apa itu bersyukur dan bagaimana kita bersyukur? Ini adalah pertanyaan
yang sering didefinisikan banyak orang dan juga tokoh agama, begitu juga dengan
tata cara untuk bersyukur tentunya memiliki banyak yang sudah dipaparkan namun
apakah sudah dilakukan dengan benar atau hanya kita dengarkan saja. Bersyukur
adalah sebuah ungkapan yang diucapkan secara lisan dengan ucapan syukur kepada
Allah SWTdan diikuti dengan tindakan bersyukur dengan melakukan peningkatan
kegiatan ibadah kepada Allah SWT. Dengan demikian sudah cukup jelas bagaimana
cara kita bersyukur.
Lalu apa yang harus kita lakukan secara umum
dalam sebagai wujud rasa syukur, apakah hanya melakukan ibadah saja. Nah ini
persepsi yang harus disamakan dulu ya. Menurut sepengetahuan saya bahwa “apa
yang kitalakukan didunia ini harus diniati dengan baik dan mengharap ridho
Allah SWT sehingga apa yang kita lakukan didunia ini dicatat sebagai amal
ibadah, artinya apa yang kita lakukan adalah ibadah kepada Allah SWT”. Jadi
semua kegiatan kita itu ibadah ya, bukan hanya sholat, zikir atau bersedekah
saja yang dicatat sebagai amal ibadah ya.
Jika demikian apakah setiap orang bisa
bersyukur dengan cara yang sama? Tentu jawabnya iya, namun kadar atau ukuran
dari yang dilakukannyalah yang membedakkan. Contohnya, A seorang buruh kasar
dengan gaji Rp.2.000.000/ bulan. B seorang pengusaha dengan penghasilan
Rp.35.000.000/ bulan. Kemudian mereka sama-sama pergi ke Masjid untuk sholat
pada hari mereka gajian atau akhir bulan. A memasukkan uang untuk infak sebesar
Rp.10.000 dan B juga memasukkan uang infak sebesar Rp.10.000. ini sudah jelas
kadar yang dikeluarkan dari A dan B tentu menjadi berbeda. Dalam hal ini A
lebih bisa bersyukur dibandingkan B, kenapa? Karna yang di infakkan A Rp.10.000
dari gaji Rp.2.000.000 jika kita hitung perbandingan dalam matematikanya 1 :
200 , sedangkan B infak Rp.10.000 dari penghasilan 35.000.000 yang jika kita
bandingkan yaitu 1 : 3.500.
Namun sebagai manusia tentu kita ada perasaan
sayang terhadap apa yang kita miliki, dan Allah SWT tidak pernah menyuruh atau
memerintahkan agar umatnya agar hidup susah, jadi jangan diolok-olok ya jika
ada orang-orang kaya yang masih sayang dengan hartanya dalam memberi sumbangan
apa lagi jika bertemu dengan mereka yang sama sekali tidak mau mengeluarkan
sumbangannya ya. Bisa jadi mereka tidak tahu manfaat atau fadilah dari
sumbangan mereka. Jadi ambil garis tengahnya sehingga kita tetap berfikir
positif, bantu dengan do’a agar mereka segera mengetahui pentingnya bersyukur
dengan apa yang mereka dapatkan.
Banyak alasan jika kita bertanya kepada orang
lain kenapa tidak bersyukur dengan apa yang mereka nikmati, ya... tentu banyak
ya dan menjadi masalah jika kita ikut campur dengan urusan dan juga prinsip
orang lain. Namun bisa kita jadikan sebuah motivasi diri untuk menetapkan
prinsip dan juga keteguhan hati dalam bersyukur kepada Allah SWT, salah satunya
adalah hadis berikut : “Barang
siapa yang tidak mensyukuri yang sedikit, maka ia tidak akan mampu mensyukuri
sesuatu yang banyak.” - (HR. Ahmad).
Dari hadis
diatas kita bisa menarik kesimpulan bahwa mereka yang mau bersyukur, sekecil
apapun bentuk nikmat yang kita dapatkan pasti ketika kita diberikan nikmat
besar oleh Allah SWT pasti kita mampu bersyukur. Sebaliknya juga demikian,
mereka yang tidak mau bersyukur atas nikmat yang mereka dapatkan meskipun hanya
sedikit, sudah dapat dipastikan bahwa ketika mereka mendapatkan nikmat yang
besar dari Allah SWT tentu tidak akan pula mereka akan bersyukur.
Akhirnya saya
berpesan kepada kita semua dan khusus untuk muhasabah diri saya yaitu : mari
kita belajar bersyukur atas apa yang kita terima dari Allah apapun bentunya,
berapapun jumlahnya tetap harus disyukuri.
Selanjutnya jangan lupa memberikan komentar
di kolom komentar, dan mari berbagi dengan share link agar artikel dapat lebih
bermanfaat. Amin.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar