Sedekah
merupakan amalan sunah yang sangat umum di kalangan umat Islam. Apalagi, pada
bulan suci Ramadhan. Sebagaimana diriwayatkan Imam Bukhari, kala Ramadhan,
Rasulullah SAW lebih dermawan dalam kebaikan daripada angin yang
berhembus. Bahkan, dalam hadis yang diriwayatkan Imam Ahmad ada tambahan, “Dan
beliau tidak pernah dimintai sesuatu kecuali memberikannya.” Artinya,
Rasulullah SAW adalah ahli sedekah. Dan, jika kita perhatikan, ternyata di
dalam Alquran, Allah SWT berulang kali memberikan penekanan khusus terkait amal
yang bisa memberikan kebahagiaan pada sesama ini.
“Dan
belanjakanlah sebagian dari apa yang telah Kami berikan kepadamu sebelum datang
kematian kepada salah seorang di antara kamu, lalu ia berkata, Ya Rabbku,
mengapa Engkau tidak menangguhkan (kematian)-ku sampai waktu yang dekat, yang
menyebabkan aku dapat bersedekah dan aku termasuk orang-orang yang saleh?”
(QS [63]: 10).
Ibnu
Katsir dalam tafsirnya menjelaskan maksud ayat tersebut. Menurutnya, seorang
Muslim hendaknya tidak berlebih-lebihan dalam soal harta (sehingga menjadi
kikir), yang akan menjadikannya menyesal di hadapan Allah.
Sementara
itu pada ayat lain, Allah SWT memberikan perintah khusus kepada orang beriman,
sebagaimana khsusunya perintah berpuasa ini. “Hai orang-orang yang beriman,
belanjakanlah (di jalan Allah) sebagian dari rezki yang telah Kami berikan
kepadamu sebelum datang hari yang pada hari itu tidak ada lagi jual beli dan
tidak ada lagi syafaat.” (QS [2]: 254).
Dengan
demikian dapat dipahami, meskipun sedekah merupakan amalan sunah, pada
hakikatnya sedekah merupakan perisai bagi umat Islam untuk menolak segala macam
keburukan di dunia dan akhirat. Dari sini dapat ditemukan alasan logis mengapa
kala Ramadhan Rasulullah SAW lebih dermawan dibandingkan dengan angin yang
berhembus. Ternyata, sedekah sangat
efektif untuk menyelamatkan masa depan kita yang sesungguhnya, yakni kelak pada
hari akhir kala berjumpa dengan Allah SWT. Jadi, sangat pantas jika suatu
ketika ada seorang laki-laki menemui Rasulullah SAW, lantas bertanya tentang
sedekah terbaik (yang paling besar pahalanya).
Diriwayatkan
dari Abu Hurairah, dia mengatakan, “Datang seorang laki-laki dan berkata
kepada Nabi, Wahai Rasulullah, sedekah apakah yang paling utama (terbaik)?”
Nabi
SAW bersabda, “Engkau bersedekah dan engkau dalam keadaan sehat dan sangat
menginginkan, engkau takut kefakiran dan menginginkan kekayaan, dan janganlah
engkau lalai. Hingga apabila (napas) telah sampai di kerongkongan, engkau
berkata: Untuk fulan sekian dan untuk Fulan sekian, dan telah menjadi milik
Fulan!” (HR Bukhari).
Artinya,
sedekah yang paling utama itu ialah ketika kita dalam kondisi sangat berhajat
terhadap harta, lantas kita merelakannya untuk orang lain demi membantu sesama
atau tegaknya agama Allah.
Terhadap siapa saja
umat Islam yang mampu melakukan hal tersebut maka insya Allah baginya surga
seluas langit dan bumi (QS [3]: 133-134).
Dengan
demikian, seorang Muslim tidak semestinya berkeluh kesah meskipun dalam
kesempitan. Sebab,
sedekah dalam kesempitan adalah sebaik-baik sedekah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar