Senin, 25 Mei 2020

Baik Dan Buruk Tidak Pernah Sama


Dalam kehidupan bermasyarakat, kita bertemu dengan banyak orang dengan perbedaan budaya, adat istiadat, suku, agama dan juga pola fikir. Hal ini merupakan kekayaan intelektual dan budaya bangsa Indonesia yang berbinika tunggal ika, meski demikian kita sebagai mahluk ciptakan  Allah SWT  yang sempurna meski pandai memanfaatkan akal fikiran untuk berfikir positif dan mengarah pada kebenaran.
Saya sering sekali mendengar hal-hal yang jelas kemudian menjadi samar-samar, contohnya:
Teman saya Ali (bukan nama sebenarnya) mengatakan bahwa boleh makan daging babi atau minum sub babi untuk menyembuhkan penyakit. Pernyataannya diperkuat dengan dalih bahwa dalam agama memperbolehkan hal tersebut. Ia juga mengatakan bahwa sub babi dapat menjadi solusi bagi penyakit ibunya, dia tidak perlu mengeluarkan banyak biaya untuk berobat ke dokter dan uangnya bisa ia gunakan untuk hal yang lain.
Sahabatku sekalian, saya tidak akan menghakimi teman saya, tapi mari kita pertimbangkan baik-baik dengan mengambil contoh yang dilakukan Ali. Hal yang benar menurut saya adalah:
1.      Boleh menggunakan hal-hal yang haram untuk mengobati penyakit jika sudah tidak ada lagi obat yang berasal dari yang halal untuk dipergunakan untuk dijadikan obat dari penyakitnya
Dalam kontek virus corona saat ini tentu kita masih menunggu penelitian dan juga penemuan para ahli, tidak mungkin orang awam akan melakukan uji coba terhadap penyembuhan  penyakit. Namun, dalam hal obat-obat lainnya seperti diabetes, kolesterol, darah tinggi, kecapekaan, stamina menurun kemudian kita melakukan penyembuhan dengan cara memakan daging babi, minum darah ular, menelan anak tikus dan lain sebagainya, apakah itu baik? Tentu saja jawabannya tidak baik.
Babi itu diharamkan selain sesuai hukum coba dilihat makanannya dan cara hidupnya, sudah sangat jelas yang makan babi adalah makanan-makanan yang kotor lalu apakah makanan yang kotor itu setelah masuk kedalam tubuh babi kemudian menjadi baik. Saya yakin sekali jawabannya tidak. Dalam mencari nafkah umat Islam diingatkan carilah rexeki dari yang halal agar rezekimu berkah dan apa yang kamu makan dari yang halal akan menghasilkan kebaikan dan sebaliknya jika makanan yang kamu makan berasal dari uang haram maka sampai didalam tubuhpun akan mengotori darah. Ini sudah jelas dari cara mendapatkannya salah saja hasilnya akan tidak baik apa lagi jika yang dimakan sudah jelas berupa hewan yang tidak baik seperti babi yang makanannya cendrung kotor dan jorok, ular yang makanannya baru akan dihancurkan didalam tubuhnya, tikus yang hidupnya karna adanya tempat yang kotor dan masih banyak lagi.
Dalam hal ini, saya tidak menggunakan dalil agar kita bisa berfikir secara logika, tapi saya juga tidak mengatakan bahwa hewan-hewan yang saya sebutkan diatas tidak ada manfaatnya, tentu ada manfaatnya. Allah menciptakan segala sesuatu di dunia ini ada manfaat dan ada pelajaran yang bisa kita pelajari sebagai penambah ilmu dan iman kita kepada Allah SWT.

2. Penggunaan makanan atau minuman sebagai obat tentu ada takaran dan ada waktu pemanfaatannya dan tidak dimanfaatkan secara terus-menerus
Mengkonsumsi obat yang diperbolehkan oleh agama saja dokternya memberikan dosis yang benar misal obat demam diminum 3 x 1 hari setelah makan, obat mag diminum 3 x 1 hari sebelum makan, semua ada aturan penggunaannya apalagi kita mengobati penyakit dengan  makanan atau minuman yang diharamkan yang jelas banyak merusak tubuh. Walaupun ada yang sembuh karena makanan atau minuman yang haram tersebut tetap sebagai umat yang beragama kita harus menggunakan logika kita. Siapa yang tahu jika satu penyakit dalam tubuh kita disembuhkan dengan makanan yang haram ternyata didalam tubuh kita ada virus atau bakteri yang kemudian tertinggal dan berkembang didalam tubuh kita. Efekya muncul setelah beberapa tahun kemudian dan ternyata lebih parah dari yang dialami saat ini, apakah kita akan mengkonsumsi makanan dan minuman haram lagi dengan ukuran yang lebih banyak lagi untuk mengatasinya.
Oleh sebab itu, mari berfikir bijak dalam mengambil keputusan, jikapun terpaksa harus melakukannya (makan makanan haram) pastikan berapa kali, berapa banyak dan apa efeknya kedepan jika kita makan. Dan yang lebih penting lagi masih ada tidak obat yang berasal dari bahan yang halal, sebagai manusia dalam menerima cobaan seperti penyakit tentu tidak boleh berputus asa, harus tetap ihtiar mencari obatnya dan berfikir positif. Mungkin Allah memberikan cobaan berupa penyakit karna ingin menguci kesabaran dan keimanan kita, atau mungkin Allah akan memuliakan kita dengan melebur dosa kita dengan cara memberikan penyakit untuk kita. Maha suci Allah dengan segala kekuasaannya.

3.      Memanfaatkan uang untuk hal lain dari pada mengobati penyakit orang tua perlu dikaji kembali baik buruknya
Saudaraku sekalian uang yang kita bawa saat ini adalah rezeki kita milik Allah yang dititipkan, jadi jangan berfikir serakah dengan menyatakan ini uang saya dari jerih payah saya bekerja. Saudaraku Allah memberikan rezeki kepada hambanya susuai dengan takarannya dan tidak pernah Allah salah memberikan rezeki, jadi jangan jadikan alasan uang untuk menutupi kesalahan atau mencari kebenaran untuk dirinya sendiri.
Jika uang kita gunakan untuk hal baik, untuk bakti pada orang tua atau untuk sedekah itu sudah jelas balasannya jadi tidak usah ragu dan kawatir jika ita akan kehabisan uang. Namun jika Allah berikan rezeki yang masih belum mencukupi coba instropeksi diri dulu, mungkin kita belum siap mendapatkan uang yang lebih banyak, mungkin jika Allah berikan uang yang lebih banyak kita akan lupa dengan agama dan keluarga, mungkin Allah sedang memperhatikanmu karna Allah senang dengan sikap, prilaku dan ibadahmu yang baik kepada Allah dan jika Allah beri rezeki mungkin kamu akan berpaling dari Allah. Bersyukur kita tetap diberi rezeki dan bersukur Allah masih memperhatikan kita.
Dan jika alasan ke tiga ini dijadikan alasan kuat juga maka saya hanya bisa ingatkan, cobalah bersedekah maka tidak ada kekawatiran dalam hal keuangan kita, Allah pasti akan mencukupinya. Jika Allah kehendaki uang yang ada pada kita harus keluar, walaupun kita bisa mengobati penyakit orang tua kita dengan cara gratis sekalipun pasti uang kita tetap keluar. Mungkin keluarnya bukan dari biaya berobat tapi dari kendaraan yang tiba-tiba bocor atau pasangan kecopetan dan banyak cara untuk uang kita keluar. Jadi jangan terlalu takut akan kehabisan uang, Allah siapkan rezeki bukan hanya uang jadi mari belajar bersyukur.

Dari sedikit cerita diatas saya bermaksud berbagi dan mengingatkan saya untuk berhati-hati dalam bertindak, jangan sampai dengan alasan ekonomi kita menghalalkan yang haram. Dengan alasan penyakit kita menkonsumsi yang haram. Hukum agama jelas, saudara-saudara sekalian bisa mempelajarinya dengan baik.
Semoga kita tetap dalam lindungan Allah SWT dan diberi keselamatan dunia akhirat dan dikumpulkan didalam suranya Allah bersama saudara-saudara kita .... Amin.

Susanto – Rimbo Ulu, 26 Mei 2020

6 komentar: