Dalam
kehidupan bermasyarakat, kita bertemu dengan banyak orang dengan perbedaan
budaya, adat istiadat, suku, agama dan juga pola fikir. Hal ini merupakan
kekayaan intelektual dan budaya bangsa Indonesia yang berbinika tunggal ika,
meski demikian kita sebagai mahluk ciptakan Allah SWT yang sempurna meski pandai memanfaatkan akal
fikiran untuk berfikir positif dan mengarah pada kebenaran.
Saya
sering sekali mendengar hal-hal yang jelas kemudian menjadi samar-samar,
contohnya:
Teman saya Ali (bukan nama
sebenarnya) mengatakan bahwa boleh makan daging babi atau minum sub babi untuk
menyembuhkan penyakit. Pernyataannya diperkuat dengan dalih bahwa dalam agama
memperbolehkan hal tersebut. Ia juga mengatakan bahwa sub babi dapat menjadi
solusi bagi penyakit ibunya, dia tidak perlu mengeluarkan banyak biaya untuk
berobat ke dokter dan uangnya bisa ia gunakan untuk hal yang lain.
Sahabatku
sekalian, saya tidak akan menghakimi teman saya, tapi mari kita pertimbangkan
baik-baik dengan mengambil contoh yang dilakukan Ali. Hal yang benar menurut
saya adalah:
1.
Boleh menggunakan hal-hal yang haram untuk
mengobati penyakit jika sudah tidak ada lagi obat yang berasal dari yang halal
untuk dipergunakan untuk dijadikan obat dari penyakitnya
Dalam
kontek virus corona saat ini tentu kita masih menunggu penelitian dan juga
penemuan para ahli, tidak mungkin orang awam akan melakukan uji coba terhadap
penyembuhan penyakit. Namun, dalam hal
obat-obat lainnya seperti diabetes, kolesterol, darah tinggi, kecapekaan,
stamina menurun kemudian kita melakukan penyembuhan dengan cara memakan daging
babi, minum darah ular, menelan anak tikus dan lain sebagainya, apakah itu
baik? Tentu saja jawabannya tidak baik.
Babi
itu diharamkan selain sesuai hukum coba dilihat makanannya dan cara hidupnya,
sudah sangat jelas yang makan babi adalah makanan-makanan yang kotor lalu
apakah makanan yang kotor itu setelah masuk kedalam tubuh babi kemudian menjadi
baik. Saya yakin sekali jawabannya tidak. Dalam mencari nafkah umat Islam
diingatkan carilah rexeki dari yang halal agar rezekimu berkah dan apa yang
kamu makan dari yang halal akan menghasilkan kebaikan dan sebaliknya jika
makanan yang kamu makan berasal dari uang haram maka sampai didalam tubuhpun
akan mengotori darah. Ini sudah jelas dari cara mendapatkannya salah saja
hasilnya akan tidak baik apa lagi jika yang dimakan sudah jelas berupa hewan
yang tidak baik seperti babi yang makanannya cendrung kotor dan jorok, ular
yang makanannya baru akan dihancurkan didalam tubuhnya, tikus yang hidupnya
karna adanya tempat yang kotor dan masih banyak lagi.
Dalam
hal ini, saya tidak menggunakan dalil agar kita bisa berfikir secara logika,
tapi saya juga tidak mengatakan bahwa hewan-hewan yang saya sebutkan diatas
tidak ada manfaatnya, tentu ada manfaatnya. Allah menciptakan segala sesuatu di
dunia ini ada manfaat dan ada pelajaran yang bisa kita pelajari sebagai
penambah ilmu dan iman kita kepada Allah SWT.
2. Penggunaan makanan atau minuman sebagai
obat tentu ada takaran dan ada waktu pemanfaatannya dan tidak dimanfaatkan
secara terus-menerus
Mengkonsumsi
obat yang diperbolehkan oleh agama saja dokternya memberikan dosis yang benar
misal obat demam diminum 3 x 1 hari setelah makan, obat mag diminum 3 x 1 hari
sebelum makan, semua ada aturan penggunaannya apalagi kita mengobati penyakit
dengan makanan atau minuman yang
diharamkan yang jelas banyak merusak tubuh. Walaupun ada yang sembuh karena makanan
atau minuman yang haram tersebut tetap sebagai umat yang beragama kita harus
menggunakan logika kita. Siapa yang tahu jika satu penyakit dalam tubuh kita
disembuhkan dengan makanan yang haram ternyata didalam tubuh kita ada virus
atau bakteri yang kemudian tertinggal dan berkembang didalam tubuh kita. Efekya
muncul setelah beberapa tahun kemudian dan ternyata lebih parah dari yang
dialami saat ini, apakah kita akan mengkonsumsi makanan dan minuman haram lagi
dengan ukuran yang lebih banyak lagi untuk mengatasinya.
Oleh
sebab itu, mari berfikir bijak dalam mengambil keputusan, jikapun terpaksa
harus melakukannya (makan makanan haram) pastikan berapa kali, berapa banyak
dan apa efeknya kedepan jika kita makan. Dan yang lebih penting lagi masih ada
tidak obat yang berasal dari bahan yang halal, sebagai manusia dalam menerima
cobaan seperti penyakit tentu tidak boleh berputus asa, harus tetap ihtiar
mencari obatnya dan berfikir positif. Mungkin Allah memberikan cobaan berupa
penyakit karna ingin menguci kesabaran dan keimanan kita, atau mungkin Allah
akan memuliakan kita dengan melebur dosa kita dengan cara memberikan penyakit
untuk kita. Maha suci Allah dengan segala kekuasaannya.
3.
Memanfaatkan uang untuk hal lain dari pada
mengobati penyakit orang tua perlu dikaji kembali baik buruknya
Saudaraku
sekalian uang yang kita bawa saat ini adalah rezeki kita milik Allah yang
dititipkan, jadi jangan berfikir serakah dengan menyatakan ini uang saya dari
jerih payah saya bekerja. Saudaraku Allah memberikan rezeki kepada hambanya
susuai dengan takarannya dan tidak pernah Allah salah memberikan rezeki, jadi
jangan jadikan alasan uang untuk menutupi kesalahan atau mencari kebenaran
untuk dirinya sendiri.
Jika
uang kita gunakan untuk hal baik, untuk bakti pada orang tua atau untuk sedekah
itu sudah jelas balasannya jadi tidak usah ragu dan kawatir jika ita akan
kehabisan uang. Namun jika Allah berikan rezeki yang masih belum mencukupi coba
instropeksi diri dulu, mungkin kita belum siap mendapatkan uang yang lebih
banyak, mungkin jika Allah berikan uang yang lebih banyak kita akan lupa dengan
agama dan keluarga, mungkin Allah sedang memperhatikanmu karna Allah senang
dengan sikap, prilaku dan ibadahmu yang baik kepada Allah dan jika Allah beri
rezeki mungkin kamu akan berpaling dari Allah. Bersyukur kita tetap diberi
rezeki dan bersukur Allah masih memperhatikan kita.
Dan
jika alasan ke tiga ini dijadikan alasan kuat juga maka saya hanya bisa
ingatkan, cobalah bersedekah maka tidak ada kekawatiran dalam hal keuangan
kita, Allah pasti akan mencukupinya. Jika Allah kehendaki uang yang ada pada
kita harus keluar, walaupun kita bisa mengobati penyakit orang tua kita dengan
cara gratis sekalipun pasti uang kita tetap keluar. Mungkin keluarnya bukan
dari biaya berobat tapi dari kendaraan yang tiba-tiba bocor atau pasangan
kecopetan dan banyak cara untuk uang kita keluar. Jadi jangan terlalu takut
akan kehabisan uang, Allah siapkan rezeki bukan hanya uang jadi mari belajar
bersyukur.
Dari
sedikit cerita diatas saya bermaksud berbagi dan mengingatkan saya untuk
berhati-hati dalam bertindak, jangan sampai dengan alasan ekonomi kita
menghalalkan yang haram. Dengan alasan penyakit kita menkonsumsi yang haram. Hukum
agama jelas, saudara-saudara sekalian bisa mempelajarinya dengan baik.
Semoga
kita tetap dalam lindungan Allah SWT dan diberi keselamatan dunia akhirat dan
dikumpulkan didalam suranya Allah bersama saudara-saudara kita .... Amin.
Susanto –
Rimbo Ulu, 26 Mei 2020
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapusMantab bang
BalasHapusSemoga kita diberikan kesehatan selalu ya kk
BalasHapusAamiin. Semoga selalu dalam lindungan Allah
BalasHapusMantap kak
BalasHapusluar biasa kak
BalasHapus