Jumat, 05 Februari 2021

DESIGN THINKING

 DESIGN THINKING

(PENGERTIAN, TAHAPAN DAN CONTOH PENERAPANNYA)


Apa itu Design Thinking?

 

Fenomena gerakan pemikiran kreatif melalui Design Thinking sudah diprediksi oleh beberapa ahli sejak puluhan tahun lalu. Dr Edward de Bono, salah satu pakar terkemuka pada bidang kreatif dan cara berpikir, telah menyarankan bahwa desain sebenarnya berakar pada kemampuan berpikir yang berbeda (out of the box). Cara berpikir tradisional kita biasanya didasarkan pada pengenalan pola (misalnya analisis, penilaian, dan logika). Sementara itu, berbeda dalam kemampuan berpikir desain yang didasarkan pada pola baru penciptaan. Pola berpikir kreatif (creative thinking) sebagai komponen penting design thinking sudah seharusnya dilihat untuk menjadi bagian penting di semua sektor seperti halnya critical thinking dan jangan dipandang sebagai pemberian mistik yang tidak dapat diajarkan. Hal inilah yang membedakan bagaimana pola creative thinking atau design thinking selalu mendasarkan pada persepsi, kemungkinan, dan praktik, sementara di critical thinking selalu mendasarkan pada analisis, fakta temuan, dan justifikasi. Critical thinking adalah cara kerja linier yang kita kenal sekarang sebagai suatu metode ilmiah, sehingga tidak dipungkiri bahwa hasilnya cenderung bersifat improvement (perbaikan), bukan inovasi.



Berdasarkan fenomena-fenomena perkembangan zaman dan tantangan Pendidikan yang bertambah kompleks, pemikiran desain penting tuntuk diintegrasikan di segala bidang, termasuk pendidikan. IDEO (2011), sebuah perusahaan desain dunia secara khusus juga telah mengimplementasikannya di bidang pendidikan, walaupun di tingkat pendidikan dasar. Tim Brown & David Kelly sebagai eksekutif di IDEOmerumuskan design thinking sebagai pengetahuan yang menerjemahkan data-data masalah yang ditemukan menjadi ide-ide solusi yang mampu dijalankan, tercipta peluang-peluang baru, dan membantu meningkatkan kecepatan serta efektifitas penyelesaian masalah dengan solusi inovatif. Design Thinking membantu kita untuk membentuk pola pemikiran dari kaca mata desainer yang dalam memecahkan masalahnya selalu dengan pendekatan human oriented atau berpusat pada manusia sebagai pengguna.   


Dalam konsep pembelajaran tradisional kecenderungan yang terjadi adalah pola pembelajaran berbasis:

 1. Behaviorisme (mengerti dan mengingat) dimana pembelajaran berlangsung atas reaksi pada stimulasi eksternal,

2. Konstruksiorisme (proses kerja kognitif) diamana pembelajaran adalah proses dari perolehan dan penyimpanan informasi

3. Kongnitivitas (analisa dan aplikasi) dimana pembelajaran merupakan proses dari membangun realitas subjektif.

Pada era digital seperti saat ini berkembang basis konektivisme (pengenalan, pemahaman dan konektivitas) dimana proses pembelajaran dilakukan dengan menghubungkan titik-titik sumber informasi yang ada.

Ketika teori pembelajaran tradisional di atas yang dikolaborasikan dengan proses pembelajaran kontektivitsme pada masa digital maka akan dilahirkan sebuah proses pembelajaran yang lengkap. Untuk mendapatkan hasil yang lengkap dengan proses pembelajaran yang sesuai pada saat ini, maka dengan menerapkan kaidah Design Thingking, proses pembelajaran mampu mengkolaborasikan kebutuhan siswa saat ini dengan memperhatikan berbagai aspek. Design Thinking juga mengakomodir untuk dapat mengembangkan kemampuan otak kiri yang menyangkut kemampuan menulis, bahasa, keterampulan sains, matematika dan logika sekaligus mensinergikannya dengan kemampuan otak kanan dimana mengeksplorasi kreatifitas, kesadaran spasial, imajiansi, dimensi, musik, seni dan lainnya.

Lalu apa kaitan Design Thinking dengan proses penciptaan inovasi pada kegiatan pembelajaran maupun media pembelajaran? Silakan saksikan video penjelasan tahapan proses Design Thinking di bawah ini, untuk memberikan gambaran konkret implementasi Design Thinking. 

Jika Anda ingin mengetahui mengenai Design Thinking secara lebih dalam dan detail, Anda dapat mengunduh dokumen "Design Thinking for Educators" (Dokumen dalam Bahasa Inggris) yang menyediakan panduan dan beragam pilihan instrumen/toolkits yang dapat membantu Anda dalam menerapkan Design Thinking dalam konteks pendidikan. 


Oleh : Susanto
Sumber : LenteraEdu

Tidak ada komentar:

Posting Komentar