Sabtu, 26 Desember 2020

New Normal Dengan 4 M


New Normal Dengan 4 M


            Akhir tahun 2019 menjadi awal dari masa pandemi covid-19, ya penyebaran virus corona pada akhir tahun 2019 ini menjadi sebuah nama yang menjadi populer “Covid-19”. Banyak sekali efek negatif yang dialami oleh masyarakat Indonesia dan juga dunia. Banyak yang terjangkit virus ini hingga mengakibatkan meninggal dunia, badan-badan usaha dan juga instansi pemerintah kemudian melakukan pencegahan dengan cara PSBB dimana-mana. Banyak perusahaan yang tidak mampu bertahan dan akhirnya tutup, banyak karyawan yang di PHK, banyak petani yang kemudian makin terpuruk karna hasil pertaniannya tidak dapat dijual keluar. Hal ini benar-benar menjadi pukulan bagi kita semua.

            Dengan banyaknya aturan dalam masa pandemi dan juga efek negatif yang semakin meluas meskipun sudah ada bantuan dari pemerintah, akhirnya presiden Indonesia Bpk Jokowi mengambil keputusan untuk mengambil jalan tengah yaitu melakukan kegiatan ditengah pandemi covid-19 dengan istilah New Normal. New normal atau lebih dipahami dengan melakukan kegiatan dengan kebiasaan baru.

            Namun pada New Normal ini sebenarnya kita belum benar-benar siap, masyarakat masih menjalani kegiatan seperti biasa, mereka tidak mengerti dengan benar apa itu New Normal dan bagaimana menjalankan kegiatan yang seharusnya.

            Oleh sebab itu, kali ini saya akan mencoba menerjenahkan New Normal dengan kebiasaan baru dengan 4 M, yaitu:

1.    Memakai masker

Kebiasaan baru menggunakan masker adalah salah satu kebiasaan yang sebenarnya sudah sering kita lakukan, mengingat Indonesia memiliki salah satu musim ketika musim kemarau terjadi yaitu yaitu musim debu dan kabut asab. Disaat kemarau Indonesia adalah salah satu langganan kebakaran yang mengakibatkan kwalitas udara di Indonesia memburuk, disaat seperti ini kita sudah dihimbau untuk menggunakan masker.

Dengan kata lain menggunakan masker  menjadi kebiasaan baru karna harus sering dipakai dimanapun kita berada, ini menjadi kebiasaan baru karena sebelumnya kita menggunakan masker ketika sedang ada musibah saja dan sekarang kita harus menggunakan masker secara rutin dan teratur.

Penggunaan masker ini juga menjadi hal yang sulit dilakukan, kurangnya sosialisasi sampai pada membandelnya masyarakat kita untuk menggunakan masker saat keluar rumah. Banyak sekkali cara pemerintah untuk melakukan sosialisasi sampai pada pemberian sanksi bagi pelanggarnya namun tetap saja masih ada yang membandel dengan alasan tidak tahu, kurang sosialisasi, lupa bahkan merasa sehat dan tidak harus menggunakan masker. Hal ini didukung dengan isu bahwa menggunakan masker secara teratur akan membawa kita pada kondisi yang tidak sehat, ini didukung dengan kondisi beberapa orang yang terganggu pernafasannya pada saat menggunakan masker.

Apapun kondisinya yang paling penting adalah menggunakan masker menjadi salah satu kebijakan pemerintah untuk menghentikan mata rantai penularan covid-19 maka mari kita sukseskan dengan menggunakan masker. Dengan begitu kita sudah ikut mensukseskan program pemerintah dalam melawan Covid-19.

 

2.    Mencuci tangan

Mencuci tangan juga sudah dianjurkan dari masa Rosulullah, namun karna kita saat ini berada dimasa moderen sehingga kita luput dari kebiasaan mencuci tangan. Dalam kegiatan Islam setidaknya kita selalu mencuci tangan ketika berwudhu, sebelum dan sesudah makan (karena makan menggunakan tangan bukan menggunakan sendok) belum lagi jika kita membiasakan mencuci tangan setelah berkegiatan  tentu tangan kita akan bersih dan terjaga.

Hal ini yang kemudian kita biasakan pada masa pandemi ini, sering mencuci tangan ketika akan masuk keruangan dan setelah menyentuh benda apa saja. Walaupun ada anjuran untuk menggunakan antiseftik menurut saya mencuci tangan dengan menggunakan sabun lebih efektif namun semua kembali pada fasilitas dan kenyamanan masing-masing kita dalam menjaga kebersihan tangan.

 

3.    Menjaga jarak

Pentingnya menjaga jarak, virus covid-19 ini menular karna adanya sentuhan atau terkena cairan dari orang yang terkena covid-19. Masalahnya, ada orang tanpa gejala dimana orang ini tidak memiliki gejala-gejala terkena covid-19 namun berpotensi menularkan covid-19. Oleh sebab itu, menjaga jarak lebih diutamakan saat kita bertemu dan berkomunikasi dengan orang lain, tentunya tanpa bersentuhan.

Jarak yang dianjurkan minimal 1 meter namun mengingat tinggi badan yang berbeda-beda dan juga suhu dan juga potensi tiupan angin disuatu daerah kemudian muncul kebijakan menjaga jarak 1,5 – 2 meter. Jadi maari kita menjaga jarak sambil menggunakan masker dan jangan lupa mencuci tangan ya.

 

4.    Menghindari kerumunan

Menghindari kerumunan sebenarnya sudah bisa kita antisipasi dengan protokol 3M diatas ya, namun ada baiknya M yang satu ini “Menghindari Kerumunan” saya bahas juga ya agar tidak bertanya-tanya lagi kenapa dengan kerumunan.

Kerumunan identik dengan banyak orang, nah biasanya jika sudah kumpul dengan banyak orang kemudian asik ngobrol dan berkegiatan nah bisa lupa deh dengan jarak dan sering kali merasa ngak nyaman ngobrolnya kemudian membuka masker. Jadi, ada baiknya kita bersama-sama menghindari kerumunan ya dan pastinya jangan membuat acara yang dapat menimbulkan kerumunan tentunya.

 

Demikian sedikit penjelasan 4M dari saya semoga kita semua bisa ikut mensukseskan program pencegahan dan pemutusan mata rantai penyebaran covid-19 di Indonesia.

 

Agar artikel ini bisa lebih bermanfaat jangan lupa koman ya, bisa diskusi juga di kolom komentar ya sambil menyambung silaturahmi.

Jangan lupa like dan share agar bisa lebih bermanfaat dan mengajak keluarga, teman dan masyarakat disekeliling kita untuk mencegah covid-19.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar