Sudah satu setengah
tahun kita memasuki masa pandemi covid-19, sudah banyak strategi yang dilakukan
oleh pemerintah dalam memberikan perlindungan kepada masyarakat Indonesia,
mulai dari sosialisasi, pemberian bantuan, samapai dengan vaksinasi.
Namun sudahkah
program ini berjalan dengan baik?
Tentu semua ada
proses dan ada kendala dalam pelaksanaannya, kontroversi diiringi berita bohong
yang terus muncul ditambah dengan oknum-oknum yang memanfaatkan situasi. Mungkin
bisa kita ingat dari awal pandemi ada fenomena masker mahal hingga Rp.20.000/ masker
disertai penimbunan masker oleh pihak tertentu, diperjalanan pemberian bantuan
juga sama. Mulai dari tersandungnya kasus korupsi oleh mentri sosial ternyata
ada pungli yang berjalan ditengah masyarakat dengan banyak dalil sebagai
sambung tangan pemerintah, meskipun itu hanya dilakukan oleh oknum-oknum saja.
Vaksinasi juga sama,
mulai dari berita bohong yang disebar kemudian menjadi sebuah doktrin yang
mendarah daging pada masayrakat tertentu mengakibatkan masyarakat enggan
melakukan vaksinasi, padahal pemerintah sudah mengupayakan solusi pencegahan
virus covid di Indonesia. Strategi jitu mulai dikembangkan dengan pembatasan
masyarat atau PPKM dibeberapa momen penting atau perayaan keagamaan juga tidak
luput dari oknum, mulai dari munculnya surat keterangan swab anti gane palsu
sampai pungli yang digunakan untuk meloloskan masyarakat yang bepergian tanpa
menggunakan surat swab anti gane.
Itulah kita, yang
hidup dari kemerdekaan yang diupaya dari tekat yang kuat sehingga mewariskan
tekat yang terlalu menggebu-gebu sehingga kita lupa bahwa kita hanya manusia
biasa yang tidak akan luput dari cobaan salah satunya cobaan sakit atau terkena
virus covid-19.
Coba baca kembali
sejarah perjuangan Indonesia apakah hanya dengan bambu runcing dan sekali
serang kita merdeka?
Tidak...!
Leluhur kita berjuang
dengan semuanya dengan mengorbankan banyak hal dan tidak sedikit korban
berjatuhan. Begitulah upaya leluhur kita pada saat berjuang melawan penjajah
hingga kita bisa merdeka.
Jika demikian kenapa
tekad dan semangat juang tersebut tidak kita tumbuhkan untuk untuk melawan
covid-19 secara bersama-sama hingga kita dapat bangkit, bangkit dari
keterpurukan ekonomi, mental dan intlektual kita. Bukannya pemerintah sudah
menerapkan anjuran untuk vaksinasi? Bukankan MUI dan lembaga keagamaan lain
sudah menyatakan vaksin boleh dilakukan? Coba kaji kembali tentang bagaimana
Islam mengajarkan umatnya untuk berusaha dan berjuang dalam menghadapi wabah
penyakit.
Benar jaman
Rasulullah dan Sahabatnya mungkin tidak ada vaksin, tapi bukankan Islam tetap
mengajarkan untuk berusaha dalam menghadapi wabah dan bukan hanya pasrah kepada
takdir Allah SWT. Saya sangat yakin Allah dan Rasulullah lebih menyukai umatnya
yang berjuang bukan hanya diam dan pasrah saja.
Jika dilihat dari
sejarah yang dituliskan secara umum vaksin memang ditemukan oleh Edward Jenner
(Dokter dari Inggris). Ditemukan di Berkeley pada tahun 1798, dikala itu vaksin
yang ditemukan untuk mencegah penyakit cacar pada manusia. Dalam konteks ini
beberapa golongan mengarah pada penemu vaksin yang notabanenya bukan seorang
muslin, namun wajibkah yang menemukan harus umat Islam? (saya tidak berani
membahas lebih jauh, mengingat kemampuan saya yang jauh sangat minim dalam ilmu
Islam. Saya hanya membahas sebatas logika saya, mohon dimaklumi dan dikaji
kembali. Boleh memberikan masukan dikolom komentar agar saya dapat belajar
lebih jauh).
Secara keilmuan
vaksinasi berarti langkah preventif atau pencegahan agar imunitas tubuh
bertambah dan menjadi kebal dari penularan penyakit. Inilah yang dianjurkan
dalam Islam bahwa “addaf’u aula minarraf’i”, mencegah lebih baik dari
mengobati. Sebagaimana diketahui kebanyakan hadits Nabi Muhammad SAW tentang
medis di masa awal merupakan kedokteran preventif (al-thibb al-
wiqâ’i) ketimbang
kedokteran penyembuhan (al-thibb al-‘ilaji).
Semoga tulisan ini dapat
membangun rasa kepedulian kita dalam mensukseskan program vaksinasi, dan mohon
maaf jika terdapat kekeliruan dan kesalahan dalam penyampaiannya. Kepada para
pembaca saya mohon maaf kepada Allah saya berlindung dan memohon ampunan. Amin.
Semoga kita selalu diberi
kesehatan dan ditambahkan pengetahuan oleh Allah SWT agar kita dapat diselamatkan
mulai dari dunia ini hingga kelak diakhirat hingga kita kelak dikumpulkan di
Surganya Allah.Amin
Tetap Istiqomah dalam beribadah dan berihtiar dengan prokes yang diindahkan oleh pemerintah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar